Sikap Inti Orang yang Berhasil
Dalam bisnis, ada 3 sikap yang bisa membuat kita diatas rata-rata orang lain, mencapai lebih jauh daripada orang lain.
Sikap tersebut adalah:
- Ownership. Rasa memiliki terhadap sebuah task, pekerjaan, ataupun organisasi.
- Responsibility. Ownership melahirkan rasa tanggung jawab terhadap sebuah tugas. Bersungguh-sungguh ingin menyelesaikan dengan tuntas.
- Accountability. Kontrol diri yang kuat terhadap kepastian keberlangsungan pemenuhan responsibility. Accountable artinya Anda tidak akan mengulang kesalahan yang pernah dibuat di masa lalu. Orang lain dapat mengandalkan Anda bahwa tugas tersebut pasti selesai dengan benar.
Awalnya dari ownership. Lalu melahirkan tanggung jawab. Kemudian muncul keterandalan (accountability).
Tentu hal ini tidak terbatas di dalam bisnis saja. Dalam kehidupan sehari-hari, bahkan di dalam sebuah pernikahan. Tidak akan berhasil sebuah pernikahan jika suami/istri tidak punya rasa memiliki terhadap institusi pernikahan mereka.
Kaitan Ownership dengan keberhasilan seorang leader
Saya kutipkan beberapa paragraf menarik dari buku Extreme Ownership.
On any team, in any organization, all responsibility for success and failure rests with the leader. The leader must own everything in his or her world. There is no one else to blame. The leader must acknowledge mistakes and admit failures, take ownership of them, and develop a plan to win. The best leaders don’t just take responsibility for their job. They take Extreme Ownership of everything that impacts their mission. This fundamental core concept enables SEAL leaders to lead high-performing teams in extraordinary circumstances and win. But Extreme Ownership isn’t a principle whose application is limited to the battlefield. This concept is the number-one characteristic of any high-performance winning team, in any military unit, organisation, sports team or business team in any industry. When subordinates aren’t doing what they should, leaders that exercise Extreme Ownership cannot blame the subordinates. They must first look in the mirror at themselves. The leader bears full responsibility for explaining the strategic mission, developing the tactics, and securing the training and resources to enable the team to properly and successfully execute. If an individual on the team is not performing at the level required for the team to succeed, the leader must train and mentor that under-performer. But if the under-performer continually fails to meet standards, then a leader who exercises Extreme Ownership must be loyal to the team and the mission above any individual. If under-performers cannot improve, the leader must make the tough call to terminate them and hire others who can get the job done. It is all on the leader.
Willink, Jocko. Extreme Ownership (p. 30). St. Martin’s Publishing Group. Kindle Edition.
- Setiap kesalahan dalam sebuah tim, adalah kesalahan pemimpinnya.
- Jika kesalahan tersebut timbul karena ada orang yang under-perform, maka tugas pemimpinnya-lah untuk melatih orang tersebut
- Jika orang tersebut telah dilatih dan masih tetap under-perform, maka tugas pemimpin untuk loyal terhadap misi
- Orang tersebut harus “di-cut” demi keberjalanan misi
Implementasi Ownership dalam Tim: Laws of Combat
Berikut ini 4 hal yang masih saya ingin ambil dari buku “Extreme Ownership”. Karena pembuat bukunya adalah seorang Navy SEAL, maka prinsip yang ia terapkan adalah pengalamannya selama berada di medan perang dalam kacamata seorang combat leader.
1/ Cover and Move
Sederhananya adalah: teamwork. Gunakan prinsip bekerja tim. Tim artinya bekerja sebagai sebuah kesatuan dengan tujuan bersama. Jika kita merasa tidak bisa melaksanakan tanggung jawab secara sempurna, maka bekerjasamalah dengan orang dalam satu tim. Cari resource yang tepat. Jika Anda merasa bisa dalam sebuah hal, maka tawarkanlah bantuan kepada anggota tim yang membutuhkan. Tidak diam saja.
2/ Simple
Agar anggota tim kita mampu melaksanakan tugas, maka buatlah tugas sejelas dan sesederhana mungkin. Buat sistem sesederhana mungkin, sehingga orang lain bisa menjalankan tanggung jawabnya dengan jelas.
3/ Prioritize & Execute
Gunakan skala prioritas. Anggota tim tidak akan bisa mengeksekusi sebuah target jika target tersebut mereka rasakan terlalu besar dan multi-tasking. Tentukan metric penting yang paling bernilai dalam bisnis kita sesederhana mungkin sehingga task yang muncul dapat dieksekusi sempurna.
4/ Decentralized Command
Sederhanakan birokrasi. Berikan ruang keputusan pada tim kita untuk mengambil tindakan sendiri. Tidak harus semua keputusan dan perintah lahir dari top management.
Empat hal ini bisa Anda jadikan mantra, ingat-ingat, dan tanamkan ke dalam kepala ketika kita memimpin tim untuk mencapai tujuan perusahaan.