1. Jangan pernah mengukur orang lain dengan ukuran-ukuran kita; begitu pula sebaliknya.
2. Setiap masalah, selalu ada solusinya; dan seringkali solusi itu sudah ada di dalam diri kita & kita mengabaikannya.
3. Kita lebih sering menganggap diri “sedang diberi ujian” ketimbang berpikir bahwa “saya sedang diazab”.
4. “Dosa” terbesar kita terhadap diri sendiri adalah lupa mendidik jiwa kita untuk teguh dan menetapi apa yang sudah diucapkan dan diniatkan.
5. Musuh generasi masa lalu adalah kelaparan, dan musuh generasi masa kini adalah kekenyangan.
6. Perubahan mendasar & fundamental terhadap masyarakat hanya bisa terjadi dengan pendidikan. Glorifikasi motivasi, semangat, & kerja keras hanya akan sia-sia tanpa adanya kemudahan akses pendidikan.
7. Manusia akan 3x lipat merasa lebih menderita ketika kehilangan Rp 1000, ketimbang kehilangan peluang mendapatkan Rp 1000 (risk-aversion theory). Oleh sebab itu, stabilitas lebih penting daripada mengejar peluang. Dampaknya, sangat penting bagi masyarakat kita untuk lebih diberikan motivasi penguasaan skill teknis bekerja, daripada menggalakkan entrepreneurship (unpopular opinion).
8. Entrepreneurship adalah sebuah kapal yang sangat kompleks, dan sulit. Dibutuhkan tidak hanya nahkoda; ada ratusan awak kapal di dalamnya. Dibutuhkan kemampuan membaca kompas, arah angin, cara mengatasi dalam badai, dan yang terpenting, manajemen bertahan hidup. Pekerjaan ini tidak untuk semua orang, dan tidak untuk dimudah-mudahkan agar semua orang tertarik menjalaninya. Seriously, it’s hard.