3 Konsep Inti Digital Marketing yang Saya Lakukan

Kalau menjual produk fisik dengan harga dibawah 300 ribu, mungkin sudah banyak yang melakukan. Tapi untuk produk seperti properti dengan harga ratusan juta, gimana caranya?

Perlu dipahami terlebih dulu bahwa digital marketing adalah marketing. Bukan selling. Bedanya apa?

A. Marketing VS Selling

Simpelnya, marketing adalah strategi. Ruang lingkup digital marketing adalah:

  • Riset; Siapa orang yang menjadi target pemasaran
  • Positioning; Bagaimana menentukan posisi produk kita diantara kompetitor
  • Communicating; Bagaimana mengkomunikasikan produk tersebut kepada target pasar

Setelah produk tersebut terkomunikasikan di pasar, maka tugas sales adalah mengkonversinya menjadi hasil yang diharapkan. Dalam konteks digital, maka hasil tersebut bisa berupa:

  • Leads, atau
  • Penjualan.

Mereka membahas seputar taktik untuk mengkonversi pengunjung, misal:

  • Bagaimana penempatan button yang tepat sehingga traffic yang masuk bisa berubah menjadi leads?
  • Apa kata-kata yang cocok sehingga mereka bisa tertarik membeli?
  • Bagaimana desain layout landing page?
  • dsb.

Ketika saya mengikuti Action Coach sekitar 7 tahun yang lalu, coach saya menjelaskan mengenai perbedaan marketing dan sales. Perbedaannya:

  • Marketing: Komunikasi dan edukasi
  • Sales: Membantu orang untuk membeli secara profesional

Dari sini Anda bisa memahami bahwa pekerjaan digital marketing ada di wilayah strategi, dan sedikit taktik. Apakah marketing lebih penting dari sales? Ooo tentu tidak. Dua hal tersebut sama-sama penting.

Berlangganan Artikel Scaleup Club!

DAFTAR

B. 3 Konsep Digital Marketing

Dalam hal digital marketing, ada 3 hal yang harus Anda pahami.

1. Audience-based marketing

Salah satu karakteristik dari dunia internet adalah kemampuannya menjangkau masyarakat secara merata. Artinya, di belahan bumi manapun, tidak ada kendala dalam hal informasi. Jika dulu informasi bersifat eksklusif, maka sekarang siapapun bisa mengakses informasi.

Kelebihan ini berakibat pemetaan target market tidak lagi hanya berdasarkan geografis, melainkan juga bisa melibatkan psikografi seperti halnya hobi, interest, dan sebagainya.

Semakin Anda bisa memetakan audience Anda berdasarkan kebiasaan, hobi, komunitas, akan semakin berhasil di dunia digital marketing. Intinya, fokuslah kepada siapa audience Anda.

2. Warming Up

Karena basis digital marketing adalah audience, maka yang harus Anda perhatikan berikutnya, lakukanlah warming up terhadap audience Anda. Kita fokus kepada manusia, maka jalankanlah hubungan yang “masuk akal” kepada manusia.

Tidak ada orang yang suka tiba-tiba diajak nikah. Ketemu di jalan, belum kenal, tiba-tiba diajak langsung nikah. Anda mau? 🙂

Membangun proses warming up tidak sebentar. Artinya Anda perlu menunjukkan kompetensi Anda di depan calon pembeli atau pelanggan. Kembali lagi pada analogi diatas, Anda perlu menunjukkan kenapa Anda layak untuk dipilih menjadi suami/istri di depan pasangan Anda, bukan?

Oleh karena itu, inti dari warming up adalah membangun TRUST. Mereka yang paling tulus dan otentik dalam membangun hubungan, akan mendapatkan 100% kepercayaan.

3. Stadium Pitch/Membangun List

Setelah Anda membangun proses warming up, maka tiba saatnya berbicara skala. Bahasa kerennya adalah “stadium pitch”. Seberapa besar yang bisa Anda berikan dampak terhadap kompetensi Anda tersebut? Berapa besar yang berada dalam lingkaran Anda?

Misal Anda berjualan properti untuk investasi. Berapa banyak orang yang ada dalam daftar nama Anda, yang menjadikan Anda sebagai “panduan” untuk memilih properti?

Disini, jumlah adalah kunci. Anda harus menyebarkan manfaat sebesar-besarnya kepada sebanyak mungkin orang untuk memperbesar stadium pitch Anda.

C. Apa yang harus Saya lakukan setelah ini?

Pertama, mari kita tentukan kepada siapa kita akan menebar manfaat kita. Segmentasikan audience kita. Dimana mereka tinggal, apa kebiasaan mereka, dimana mereka berkumpul, dan sebagainya. Buat dalam daftar yang terstruktur.

Kedua, apa manfaat yang akan kita bagikan kepada mereka? Dari apa menjadi apa? Adakah problem yang bisa kita selesaikan?

Ketiga, bagaimana kita akan menyebarkan manfaat tersebut? Melalui email, facebook, google? Atau melalui channel yang lain? Seberapa lama kita menyebarkannya?

Tiga hal diatas sudah terbukti berkali-kali membantu saya dan ribuan orang berhasil mengubah nasib. Kalau saya dan orang lain bisa, maka tentu Anda juga pasti bisa!

Berlangganan Artikel Scaleup Club!

DAFTAR

Scroll to Top