Belajar Facebook Ads untuk Toko Online dengan NEST
Anda sudah pernah dengar NEST?
Bagi Anda yang belum tau, NEST kependekan dari New Entrepreneur Special Training, yang merupakan kerjasama antara Facebook dan Woimedia.
Kami bertindak sebagai Facebook Activation Partner, yang membantu Facebook untuk meningkatkan jumlah advertiser di Indonesia.
Jadi ini bukan program abal-abal atau asal-asalan. Kami menandatangani Non-Disclosure Agreement dengan Facebook untuk menjalankan program ini.
Alhamdulillah program masih terus berlangsung, dan terus mendapatkan respon yang amat positif dari peserta. Setiap minggu kami masih tiki-taka dengan tim Facebook di Singapore untuk mengevaluasi keberjalanan NEST dan merencanakan perbaikan-perbaikan. So far, so good.
Nah, seiring berjalannya waktu, setelah saya menghadapi 2.200++ orang lebih selama keberjalanan NEST, saya mendapatkan banyak sekali insight penting.
Saya jadi tau, kenapa ada orang yang masih belum bisa memanfaatkan Facebook untuk mendongkrak perekonomian pribadi dan keluarganya.. Hm..
​
Insight ini akhirnya saya kasih nama sama dengan program kami: NEST.
1. Niat
Banyak orang masih belum membulatkan niat untuk belajar. Padahal ini belajar untuk mengubah hidup lho.
Datang belajar, tidak mengerjakan apa yang sudah diperintahkan. Disuruh bikin rekening tertentu, nggak dibikin. Diremehkan.
Mentang-mentang “disubsidi” sama Facebook. Mungkin ini diawali dari persepsi bahwa “ah nanti gampang”, “ah.. gitu doang..”, dan seterusnya.
Dalam agama saya, niat memegang peranan yang sangat penting. Ada perintahnya. Karena niat artinya membulatkan tekad. Berniat artinya mengambil keputusan untuk sebuah gerakan. Bergerak ke suatu arah. Kalo tidak ada niat, ya sudah, bubar..
2. Edukasi
Banyak orang yang ingin bisa, niat 100%, tapi tidak ada edukasi yang mumpuni. Ya sama susahnya.
Kalau dalam Islam dikatakan, Allah mengangkat beberapa derajat orang yang berilmu, saking pentingnya orang yang berilmu dalam mengubah peradaban.
Tanpa orang yang berilmu, tidak ada proses edukasi. Tidak ada belajar mengajar. Tidak ada transfer ilmu pengetahuan.
Inilah yang kemudian membawa saya tergerak untuk terus berbagi secara real. Saya sadar, saya punya kelebihan dalam Facebook ads.
Bukan karena saya hebat, tapi karena saya tahu lebih dulu, dan saya suka “ngoprek” Facebook ads sampai hari ini. Orang Indonesia, masih ada jutaan yang butuh diedukasi secara langsung, tatap muka, baru ngerti. Dalam setiap event, saya banyak melihat orang-orang yang baru bisa teriak “aha..!” setelah ngerti.
Saya diingatkan oleh sahabat saya Khalid, katanya, bisa jadi yang saya biasa-biasa aja, buat orang lain itu luar biasa. “Bagi elu kayaknya biasa aja, tapi bagi orang yang kayak gw, ini iyuh banget!”
​
3. Sarana
Ini yang juga jadi PR kita bersama. Kadang orang yang ngajar dan orang yang pengen belajar sudah ada, tapi sarananya sulit dan mahal.
Mulai dari transportasi sampai sinyal wifi. Di setiap event selalu ada saja kendala wifi.
Bahkan yang paling ngenessekarang, ad account pun sulit diaktifkan. Ini juga salah satu tantangan buat saya, gimana caranya orang bisa ngiklan FB tanpa akunnya harus disabled. Setiap NEST data tersebut selalu kami laporkan dan minta FB untuk melakukan improvement. Kita doakan sama-sama aja..
4. Teman
Hal inilah yang paling saya rasakan. Belajar tanpa teman, rasanya ternyata nggak enak.
Mau ngoprek apa-apa, sharing insights, minta pendapat, nggak bisa. Mana ada orang bisa ngoprek sendiri. Pasti butuh teman. Pasti butuh partner.
Waktu belajar di NEST, rame-rame, ada temennya, ada tanya jawab, sama-sama tumbuh. Saran saya, bagi Anda yang ingin survive dalam belajar apapun, carilah teman.
Saya menganjurkan agar Anda membuat Small Learning Group. Sedikit aja, gak usah terlalu rame kayak rombongan sirkus.
Biar sedikit, asal saling jaga, saling menumbuhkan. Ingat kata pepatah: “Anda adalah 5 orang teman terdekat Anda”.
Banyak yang nanya ke saya, kelas lanjutannya NEST untuk peserta yang sudah ikut, ada nggak?
Pas ditanya waktu itu, saya belum tau jawabannya apa.
Jadi kalo ada diantara Anda yang waktu itu nanya terus gak saya jawab, saya mohon maaf ya.. Karena beneran waktu itu belum kepikiran-apa-apa.
Setelah terus menerus diteror, akhirnya saya tertantang.. “Jangan cuma pamer hasil aja kang, tapi juga ngajarin..”.
Waduh.. Hehehe..
Singkat cerita, saya coba kumpulkan hal-hal berikut ini:
- Pengalaman pribadi saya selama jadi FB advertiser..
- Pengalaman saya ngajar 2,200++ orang di NEST selama berbulan-bulan lalu..
- Pengalaman saya ngajar online di Bantai FB Ads..
Kok ribet mas?
Saya termasuk orang yang peragu dan skeptis. Kalo saya nggak yakin, saya nggak mau ngajar orang lain.
Saya harus benar-benar firm, yakin, paham luar dalam, baru saya berani ngomong. Saya punya pengalaman buruk soalnya dengan “kesoktauan”.
Pernah ada orang yang ngasih saya “obat” dulu, waktu SMA. Dia bilang di depan orang banyak kepada saya, “kalo gak tau, jangan ngomong!”
Nah sejak itu saya berusaha terus mengirit bicara asal-asalan, apalagi pas ngajar. Bicara tanpa fakta, sebisa mungkin saya hindari.
Setelah proses riset saya selesai,
Akhirnya saya ujicoba 2 minggu lalu, dengan peserta yang sangat sedikit.
2 Batch, masing-masing tidak lebih dari 17 peserta.
Pesertanya amat sangat minim informasi tentang Facebook ads. Bahkan ada yang cenderung agak gaptek. Hahaha..
Alhamdulillah, hasilnya ternyata cukup melegakan saya..
Ternyata mampu dikunyah juga oleh peserta, walaupun kadang masih harus ditelan dengan dicampur kopi
Karena cukup sulit juga memadatkan pengetahuan sebesar gunung dalam 2 hari..
Musti dipilih dan dipilah, mana yang bisa diterapkan dan tidak.
​
Dokumentasi & Testimoni
Event NEST Bersama Jihadpreneur
Testimoni event NEST Lanjutan (Fundamental Blueprint for Facebook Ads
​
Nah kesimpulannya,
- Kalau Anda belum tau Facebook Ads sama sekali, bingung mau belajar Facebook ads, belum ikut NEST, segeralah ikut.
- Kalo Anda sudah ikut NEST atau sudah tau Facebook Ads sedikit, baru mulai coba serius, ikutlah NEST lanjutan yaitu Fundamental Blueprint for Facebook Ads.
Semuanya workshop offline.Tidak ada online-nya.Tidak ada softcopy-nya. Harus mencatat.Tidak ada jingkrak-jingkraknya.Dari pagi sampe sore.Terstruktur dengan modul proven (khusus kelas FB4FB).Step by step.Selesai workshop, harus ada outputnya.Saya paksa berkontraksi pikiran fokusnya.Keluar kelas, harus dapat sesuatu.Tidak boleh pulang kalau tidak ada yang nancep di kepala.