Beberapa bulan yang lalu saya bekerja dengan sebuah advertising agency besar di USA untuk menjalankan sebuah iklan di negara US. Salah satu tujuan saya kenapa bekerja dengan mereka adalah untuk mempelajari bagaimana para advertiser di US bekerja. Tujuan lainnya, mencari partner baru, siapa tau ada orang yang bisa membantu menjalankan iklan, karena terus terang pekerjaan memasang iklan, semi scout-work. Maksudnya, pekerjaannya berulang-ulang, itu itu saja.
Namun kemudian seiring berjalannya waktu, fakta-fakta mencengangkan saya temukan, ternyata masih banyak orang yang tidak paham cara mengatur audience, termasuk agency tersebut. Kesimpulan ini memang terlalu dini, tapi cukup memberikan insight buat saya bahwa benar dalam pengaturan audience itu penting sekali.
Nah, berdasarkan “keprihatinan” itu, pada sesi kali ini saya akan menjelaskan secara utuh, bagaimana cara mengatur audience di Facebook, termasuk beberapa kesalahan-kesalahan umum didalamnya. Setiap saat akan saya update jika ada perkembangan dari Facebook. Oleh karena itu, silakan Anda bookmark halaman ini atau simpan baik-baik, siapa tau suatu hari nanti akan Anda butuhkan.
Jenis Audience di Facebook Ads
Hanya ada 3 jenis audience yang disediakan oleh Facebook. Apa sajakah itu?
- Audience yang dikasih mentah oleh Facebook (Core Audience),
- Audience yang datanya hasil kerja keras kita sendiri (Custom Audience),
- Audience yang dikasih Facebook berdasarkan data dari kita (Lookalike Audience).
Jadi berbicara kerumitan audience, intinya hanya 3 ini saja. Anda catat dulu sekarang.
A. Core Audience
Kalau Anda tidak punya data apa-apa, blank, baru pertama kali masuk ke niche tersebut, tidak ada pembeli sebelumnya, website baru, tidak ada pengunjung sama sekali, baru meraba-raba, maka manfaatkan core audience. Ada 3 jenis atribut core audience yang tersedia dan bisa Anda manfaatkan:
- Interest. Interest adalah sebuah atribut yang dibuat oleh robotnya facebook dalam mengidentifikasi seseorang. Misal orang itu sering ngoceh tentang kopi, kemana-mana dia komen kopi, tergabung di sebuah page tertentu tentang kopi, dan orang sejenis ini jumlahnya banyak, maka besar kemungkinan robot Facebook akan mengenali atribut spesifik ini, mengelompokkannya, dan memberi nama interest: kopi.
- Behavior. Bahasa Indonesianya, perilaku. Kalau perilaku, jelas lebih mendalam dari sekedar interest. Behavior biasanya adalah atribut yang lebih spesifik dan long-lasting melekatnya. Contoh, perilaku menggunakan iPhone atau Android, perilaku sering menghabiskan kartu kredit, biasa membayar dengan kartu kredit, biasa beriklan di Facebook, dsb. Mudah-mudahan Anda paham maksudnya.
- Demographic. Ini ya seperti makna bahasa Indonesianya, keterangan data demografi audience. Misal: ulang tahun dalam waktu dekat, pekerja di Pertamina, atau di industri keuangan, orang tua baru punya anak, nenek-nenek, dsb. Biasanya data demografi ini adalah data yang diisi sendiri oleh audience kita, namun tidak selalu demikian.
Berlangganan Artikel Scaleup Club!
Cara menggunakan core Audience
Ini adalah cara tergeting yang paling sederhana. Saat Anda sudah memasuki kolom pengaturan adset, cari kotak seperti di bawah ini:
Pada kolom ini Anda akan mengisi 3 atribut yang saya jelaskan diatas, dan semua data yang muncul disini adalah milih FB dan partnernya. Jadi Anda tinggal gunakan saja. Untuk lebih jelasnya mengenai ini, silakan Anda kunjungi tutorial lengkap memasang Facebook ads disini.
Beberapa kesalahan umum menggunakan core audience
Dalam menggunakan kolom yang sederhana ini, masih saja terdapat kesalahan-kesalahan mendasar yang sering dilakukan advertiser. Cara-cara yang salah ini mengakibatkan kita sering menyalah-nyalahkan Facebook, memaki-maki algoritma, dan merontokkan semangat dalam beriklan. Padahal yang salah dirinya sendiri. Hehehe.. Mari kita pelajari sama-sama.
1/ Mengasumsikan bahwa interest = page.
Harus Anda pahami bahwa interest tidak sama dengan nama page. Memang ada banyak interest yang kebetulan sama dengan nama page. Tapi tidak setiap interest adalah page. Berikut ini contoh interest yang kebetulan sama dengan page:
Silakan Anda perhatikan jumlah orang yang like dan follow. Dengan asumsi umum bahwa:
- “yang mengikuti page pasti menyukai” dan
- “menyukai page tidak harus mengikuti” (setiap anda like, otomatis akan follow, dan secara umum kalau ingin membersihkan timeline, Anda akan unfollow namun masih tetap liked),
maka bisa kita tetapkan bahwa page Yoga Journal ini hanya berisi manusia sejumlah 2.262.064 orang. Kalau Anda cek, angka jumlah tersebut lebih kecil dari jumlah orang yang diidentifikasi oleh FB sebagai interest Yoga Journal, dimana menurut FB adalah 4.891.142. Lihat gambar berikut.
Lalu siapa yang 2 jutaan orang itu? Nah inilah makna kenapa saya bilang bahwa interest tidak sama dengan page. Ada orang-orang yang diidentifikasi oleh FB masuk ke dalam Yoga Journal, padahal dia nggak like atau follow Yoga Journal. Misal: orang tersebut mungkin pernah ngobrol tentang Yoga Journal di messenger, di WA, atau dia pernah bikin status, yang menunjukkan ketertarikan terhadap topik Yoga Journal, sehingga dianggap FB merupakan bagian dari interest tersebut.
2/ Tidak memanfaatkan flex targeting
Seringkali orang hanya mengisi detail targeting seperti ini :
Nah, apa kesalahannya? Menggabungkan seluruh atribut dalam satu “field”.
Masih ingat kan, diatas sudah saya jelaskan ada paling tidak 3 atribut penting: interest, behavior, demographic. Nah, 3 atribut ini adalah hal yang berbeda antara satu dengan yang lain, tidak bisa digabungkan dalam 1 kotak yang sama. Coba perhatikan potential reach dari targeting ini: 120 juta orang (posisi sebelah kanan atas gambar). Terlalu besar, bukan?
Maka yang benar, Anda harus memanfaatkan fitur canggih dari Facebook: exclude or narrow audience atau biasa kita kenal dengan istilah flex targeting.
Apa itu exclude dan narrow audience? Agar lebih mudah, perhatikan ilustrasi berikut ini.
- Ada 1000 orang menyukai es krim di negara Armynesia
- 150 orang diantara 1000 orang tersebut adalah jomblo, sementara jumlah jomblo di Armynesia ada 100 ribu orang
- 50 orang diantara 150 orang yang jomblo ulang tahun di bulan februari, sementara yang ulang tahun bulan Februari di keseluruhan Armynesia ada 20 ribu orang
Nah, saya pedagang es krim yang ingin menjual es krim jomblo pas bulan januari dengan kampanye: “yuk rayakan kejombloanmu bulan ini dengan makan es krim!”.
Kebanyakan orang membuat targeting seperti ini:
Penyuka es krim + jomblo + orang lahir februari, dimana jumlahnya adalah 1000 + 100.000 + 20.000 = 121.000 orang.
Sementara yang benar adalah :
saya akan mentarget orang yang penggemar es krim yang juga jomblo, yang juga ulang tahun februari dimana jumlahnya adalah 50 orang.
Kalau sudah paham ilustrasi diatas, silakan lihat hasil penggunaan fitur narrow audience berikut ini:
Terlihat bedanya sangat jauh, bukan?
Pada setting awal, audience Anda sebesar 120 ribu orang. Sementara pada audience yang lebih tertarget ini, jumlahnya hanya 17 ribu orang.
Pada contoh diatas, saya menggunakan fitur narrow audience. Bagaimana dengan yang exclude? Secara konsep sama saja. Exclude artinya, membuang yang tidak dibutuhkan. Misal Anda menargetkan semua orang yang ada dalam interest Yoga Journal, tapi tidak menyukai gardening, maka Anda bisa setting seperti berikut:
Perhatikan pada gambar. Potential reach (sebelah kanan atas) audience yang tadinya 4 jutaan, sekarang sudah 600 ribu orang. Mudah-mudahan sampai disini Anda paham. Kalau nggak paham, segeralah bertanya.
3/ Keliru membedakan interest, demographic, atau behavior
Lihat gambar berikut :
Lalu lihat ini juga:
Terdapat berbagai macam targeting dengan nama yang sama. Anda harus jeli dalam melihat, jangan-jangan Anda salah mengambil targeting. Bagaimana cara mengeceknya? Kalau selain interest, bisa Anda nalar sendiri. Misalkan traveling sebagai job titles. Artinya, orang tersebut menuliskan job dia sebagai traveling. Kalau interest, Anda bisa memanfaatkan audience insights, untuk memastikan bahwa interest traveling yang Anda maksudkan memang mengarah kepada orang yang tertarik pada traveling.
4/ Tidak memahami maksud jumlah audience kecil atau besar
Beberapa orang bertanya, berapa jumlah audience yang benar, satu juta, 10 juta, 10 ribu, berapa?
Pada dasarnya jumlah audience itu tidak terlalu berpengaruh terhadap algoritma Facebook. Ini bukan kata saya, melainkan kata engineer Facebook sendiri. Hanya saja, jika jumlah audience terlalu kecil, ditakutkan iklan Anda less delivery. Kenapa kok gitu? Misal Anda targetkan hanya 10 ribu orang. Maka belum tentu semua orang itu login FB setiap hari!
Simak data diatas dari Statista, ada 53% orang yang login beberapa kali dalam sehari, sisanya hanya sehari sekali atau bahkan sebulan sekali. Lalu berapa menit mereka menghabiskan waktu di Facebook dalam sehari? Pertanyaan ini pasti ditujukan oleh adweek kepada orang yang login beberapa kali dalam sehari. Jawaban mereka, 35 menit dalam sehari.
Dari data tersebut kita bisa mendapatkan informasi bahwa audience yang benar-benar hadir di Facebook tidak sama persis dengan potential reach Facebook! Potential reach tersebut hanyalah pendekatan kira-kira, jumlah orang yang terdaftar di Facebook, dan tentunya bukan orang yang setiap saat login di Facebook.
Oleh karena itu, jika anda menyetting audience dalam jumlah kecil, maka iklan Anda akan dilihat oleh lebih sedikit orang lagi, dan itu akan menyebabkan iklan Anda terlihat “mahal”. Terlihat mahal tidak masalah, asal tertarget dan memenuhi KPI kita.
Sedangkan jika Anda setting terlalu besar, maka iklan Anda akan semakin tidak tertarget, dimana terlihat “murah”, namun hasilnya juga murahan. Ingat, ini pembicaraan kita masih dalam core audience ya. Biasanya strategi yang dipakai agency untuk membuat iklannya murah; menggunakan targeting yang tidak terlalu tertarget agar KPI jangkauan mereka didepan klien tercapai.
Saya pribadi pernah berhasil dengan audience sangat kecil, sekitar 50 ribu orang, dan juga pernah berhasil di puluhan juta audience. Intinya, Anda musti paham dengan siapa yang Anda targetkan.
Dalam konteks core audience, semakin Anda jeli memanfaatkan fitur narrow and exclude audience, semakin Anda teliti melihat karakteristik audience Anda, semakin iklan Anda tertarget, maka akan semakin bagus. Tidak peduli berapa jumlahnya.
Berlangganan Artikel Scaleup Club!
B. Custom Audience
Custom audience artinya audience khusus, pemirsa khusus. Khusus ini artinya datanya hasil kerja keras kita. Misal:
- Data dari customer pribadi kita (email, no HP pelanggan di toko, dsb)
- Data hasil iklan kita (orang-orang yang mengunjungi web kita, nge-like postingan kita, engage dengan page kita, dsb)
- Atau data-data lain yang diijinkan oleh Facebook untuk digunakan sebagai custom audience
Lalu, bagaimana cara membuatnya?
1/ Pertama Anda masuk ke business manager Anda. Kalau masih bingung apa itu business manager dan bagaimana cara membuatnya, Anda harus pelajari dulu tutorial lengkap memulai Facebook ads dari nol ini.
2/ Setelah masuk, lihat sebelah kiri atas ada tulisan business manager disertai garis tiga seperti gambar dibawah, Anda klik, lalu klik lagi link biru dibawah yang bertuliskan All Tools.
3/ Jika Anda klik All Tools, maka Anda akan melihat tampilan seperti di bawah ini. Klik Audiences yang saya beri kotak merah.
4/ Setelah itu Anda akan masuk ke halaman seperti ini.
Tampilan diatas adalah tampilan akun yang belum pernah membuat audience sama sekali. Kalau tampilan Anda sudah lebih dari ini (terdapat beberapa audience), saya asumsikan Anda sudah tau cara buatnya, jadi tidak perlu saya berikan tutorial dari dasar lagi.
Tip: Perhatikan sebelah kiri atas, terdapat kolom pengisian nama account. Jangan sampai keliru setting penempatan audience. Nanti Anda akan mengulang-ulang kalau salah taruh audience.
Sampai disini, Anda tinggal klik: create a custom audience.
5/ Setelah Anda klik Custom Audience, akan muncul di layar Anda pop-up seperti ini:
Nah, banyak sekali kan yang bisa kita buat? Berikut penjelasan singkat untuk masing-masing pilihan:
- Customer File. Disini Anda bisa menggunakan data customer pribadi Anda; misal no HP, email, dsb. Facebook akan mencarikan orang-orang tersebut apakah eksis atau tidak di Facebook, dan jika ada, maka orang tersebut akan dimasukkan dalam list custom audience Anda.
- Web traffic. Ini powerful sekali. Dengan dukungan pixel, maka Anda bisa membuat list khusus pengunjung website Anda, yang mengunjungi halaman tertentu, atau bahkan serangkaian halaman tertentu. Konsepnya mirip dengan flex targeting, include exclude.
- App activity. Ini juga powerful kalau Anda app developer. Facebook bisa membuatkan kolam khusus yang berisi orang-orang yang mengakses aplikasi Anda, atau beberapa action tertentu.
- Offline activity. Ini tergolong baru, saya akan update disini jika saya pribadi sudah menggunakannya.
- Engagement. Ini untuk membuat kolam khusus bagi orang-orang yang berinteraksi dengan facebook page atau instagram Anda.
Tentu tidak akan semuanya yang akan saya bahas disini, karena akan sangat kompleks dan tidak terlalu sering kita pakai. Saya akan bahas yang sangat sering digunakan, dan di bagian mana saja yang sering muncul permasalahan. Ok, let’s rock.
1/ Membuat Custom Audience dari Customer File
Jika Anda klik pilihan customer file diatas, maka akan muncul sebagai berikut:
- Add customers from your own file or copy and paste data. Ini maksudnya adalah kita bisa meng-upload data atau copy paste dari kita sendiri
- Import from Mailchimp. Kalau Anda punya mailchimp yang terintegrasi, bisa gunakan ini langsung. Kalau Anda gak tau Mailchimp itu apa, lupakan step ini.
- Yang terbaru ada include LTV. LTV maksudnya adalah lifetime value customer. Jadi Anda bisa menggunakan data-data khusus di toko Anda, dimana ini mensyaratkan anda bisa menghitung LTV tiap customer. Kalau Anda bingung, galau, gak tau apa itu LTV, oke lupakan juga step ini.
Yang biasa digunakan adalah yang paling atas. Maka mari kita pelajari langsung.
Setelah Anda klik, akan muncul box seperti ini. Perhatikan dengan seksama. Pada bagian atas terdapat tahapan-tahapan, biar Anda nggak bingung. Tahap saat ini, Anda diminta memasukkan file. Cara membuat filenya gimana? Anda bisa menggunakan 15 identifiers yang tersedia. Maksudnya identifiers itu keterangan, atribut, hal spesifik. Seperti yang Anda baca, Anda bisa pakai email, phone number, advertiser ID, first name, last name, dsb.
Kalau saya, saya lebih suka seperti ini saja tampilannya:
Buat file ini dalam excel, lalu susun seperti gambar saya diatas, kemudian simpan dalam bentuk CSV (save as CSV), kemudian upload file. Done.
Tip: Bagaimana kalau di Indonesia? Sama saja, pada kolom no telpon, Anda tidak perlu pusing. Saat ini Facebook sudah bisa membaca bahwa 081xx, +6281xx, 6281xx, itu sama saja. Best practice nya, Anda bisa gunakan +6281xxxxx.
2/ Membuat Custom Audience dari Website Traffic
Untuk bisa membuat custom audience dari traffic website, syarat utamanya adalah sudah terpasang pixel di website kita. Nah bagaimana cara memasang pixel? Silakan Anda baca disini caranya. Saya juga pernah menulis lebih jauh tentang pixel disini.
Oke, saya asumsikan Anda sudah memasang pixel dengan benar di website. Untuk bisa mengakses custom audience dari traffic website, silakan Anda klik Website Traffic pada box seperti pada gambar B.4 diatas. Jika Anda klik bagian tersebut, maka akan muncul dialog box seperti ini :
a. Beberapa bagian penting dalam Custom Audience Website Traffic
1/ Include people who meet ANY of the following criteria. Tombol ANY tersebut kalau Anda klik akan memunculkan 2 pilihan, yaitu ANY dan ALL. Maksudnya apa?
- Kalau Anda pilih ANY, maka cara bacanya begini: “asalkan salah satu kriteria dibawah ini terpenuhi, maka orang tersebut akan saya masukkan ke dalam custom audience saya yang bernama ABC” (misal custom audience yang Anda buat ini nanti Anda kasih nama ABC).
- Kalau Anda pilih ALL, maka cara bacanya begini: “jika semua kriteria di bawah ini harus terpenuhi semuanya, maka orang tersebut akan saya masukkan ke dalam custom audience saya yang bernama ABC“
2/ Kalau ad account Anda dijoinkan beberapa pixel, maka akan terlihat seperti di screenshot saya: Nama pixel (kebetulan saya kasih nama Shopify’s Pixel) yang bisa diklik dan dipilih. Kalau tidak, maka abaikan saja pilihan pixel tersebut.
3/ Box untuk meletakkan kriteria audience nya. Disini terdapat beberapa bagian:
Berikut ini versi lebih lengkapnya + map supaya Anda lebih paham:
Jadi kalau menu itu dipilih, akan muncul pilihan seperti diatas. Perhatikan: Khusus untuk menu events, tidak akan muncul semuanya JIKA tidak di setting dalam website Anda. Artinya, jika salah satu event ter-trigger dan active di website, maka pilihannya otomatis akan muncul disini. Namun 3 yang basic, akan muncul otomatis begitu pixel terpasang.
b. Beberapa contoh teknik dalam menggunakan custom audience website traffic
Pada dasarnya, konsep penggunaannya adalah kreativitas dalam memainkan fitur further narrow, include more dan exclude. Logikanya masih mengikuti konsep yang sama dengan flex targeting. Berikut ilustrasinya :
1/ Jika ingin menargetkan kriteria audience A yang juga memenuhi kriteria audience B, maka Anda menggunakan menu ALL (bukan ANY), kemudian gunakan further narrow. Itu artinya Anda menargetkan seperti dalam konsep intersect diatas. Lihat gambar berikut:
Kalau Anda pakai pengaturan seperti diatas, maka artinya kedua syarat/kriteria diatas wajib terpenuhi semuanya. Kalau salah satu tidak terpenuhi, maka tidak akan dimasukkan ke dalam audience tersebut.
2/ Bagaimana jika Anda ingin menargetkan audience A dan audience B secara bersamaan semuanya? Maka Anda tinggal menggunakan menu ANY, dan include more. Perhatikan gambar ini:
Kalau Anda pakai pengaturan seperti ini, maka artinya kalau salah satu dari 2 kriteria itu terpenuhi, akan masuk ke dalam custom audience tersebut.
c. Jika ada kriteria yang Anda tidak ingin masukkan, misalkan begini, “kriteria audience A dan kriteria audience B harus terpenuhi, tapi kriteria C tidak boleh ada di semuanya”. Maka Anda bisa gunakan pengaturan ALL, digabungkan dengan further more, lalu diakhiri dengan exclude. Berikut ini agar lebih jelas:
Saya yakin kalau Anda belum terbiasa dengan mathematical thinking, akan ngebul otaknya dengan konsep include exclude ini. Santai saja, nanti lama-lama akan terbiasa jika sudah sering memasang iklan. Silakan direnungkan dulu bagian-bagian diatas. Saya sudah berusaha menyajikan dengan konsep paling sederhana.
Pro tip: Anda bisa menggunakan fitur Refine by untuk memberikan parameter lebih detail terhadap kriteria audience yang ingin Anda targetkan. Fitur ini hanya muncul di events, dan khususnya di 9 standard events. Misalkan: add to cart produk dengan product_id 178954567, maka Anda tinggal masukkan parameternya product_id. Penggunaan lebih lanjut tidak akan saya bahas disini karena sudah masuk ke level expert.
3/ Cara membuat custom audience dari Engagement
Kembali pada gambar B.4, jika Anda pilih menu Engagement, maka akan muncul pilihan seperti ini:
- Video; Pilih ini jika Anda ingin membuat custom audience berdasarkan penonton di video tertentu yang Anda unggah di page.
- Lead form; Jika Anda ingin membuat custom audience dari iklan lead form yang Anda sebarkan ke audience.
- Fullscreen Experience; biasanya digunakan untuk iklan dengan mode collection atau mode canvas
- Facebook Page; ini cukup menarik, karena Anda bisa membuat custom audience dari orang-orang yang mengunjungi page Anda, dan berinteraksi di dalamnya
- Instagram business profile; mirip dengan facebook page, hanya saja ini khusus di instagram
- Terakhir, event; ini adalah audience yang berinteraksi di event yang Anda buat
Hampir semua bentuk engagement diatas sudah pernah saya gunakan. Mengatur audience di engagement tidak serumit di website traffic, dan Anda tidak menggunakan pixel facebook di menu custom audience engagement ini. Cukup Anda baca setiap bagian, lalu buat, selesai. Beberapa ide yang bisa anda pakai:
- Membuat video menarik, lalu disebarkan link facebook videonya di berbagai forum, kemudian buat custom audience nya, yakni orang-orang yang menonton video.
- Membuat postingan menarik bermanfaat, sebarkan, lalu buat custom audience engagement di facebook page.
- Buat event tertentu, iklankan, kemudian buat custom audience orang-orang yang tertarik ikut event tersebut.
Lho mas, dibuat custom audience nya buat apa? Ya banyak sekali tujuannya, bisa Anda target ulang, atau Anda jadikan source untuk membuat Lookalike Audience. Sebentar lagi akan saya bahas apa itu Lookalike Audience.
Berlangganan Artikel Scaleup Club!
C. Lookalike Audience
Ini adalah jenis audience ketiga yang dimiliki oleh Facebook. Konsepnya, Lookalike Audience adalah sebuah audience yang dikembangkan Facebook dengan mempelajari sebuah data source dari custom audience. Berikan custom audience Anda, maka FB akan mencarikan orang yang mirip-mirip dengan pelanggan Anda tersebut. Apa saja variabel yang dimanfaatkan FB, kita tidak tahu. Yang jelas semakin baik source yang anda berikan kepada FB, akan semakin canggih dan tepat audience Anda.
Ini adalah audience yang cukup populer di dunia programmatic advertising. Selain FB, ada beberapa platform lain seperti Bing dan Yahoo Gemini yang juga bisa meng-expand audience dengan fitur lookalike audience. Namun karena FB memiliki data yang lebih rich dan tertarget, maka sampai sejauh ini Lookalike Audience dari Facebook adalah yang terbaik di dunia. Facebook memanfaatkan seluruh persona dari audience untuk mengembangkan audience-nya, termasuk perilaku audience di depan gadget mobile nya.
Cara Membuat Lookalike Audience
Tahapan awal sama seperti pada saat Anda ingin membuat custom audience, yakni masuk terlebih dulu ke menu audience dan pilih button create > Lookalike Audience. Setelah Anda tekan, nanti akan muncul menu seperti ini.
1/ Perhatikan bagian kotak 1 (yang berwarna merah). Disitu Anda memasukkan audience sumber yang akan Anda jadikan patokan. Jumlah audience yang Anda masukkan sudah tidak lagi berpengaruh (pada saat artikel ini dibuat). Biasanya kita harus memasukkan 100 data awal terlebih dulu, namun sejak beberapa bulan lalu sudah tidak lagi. Data ini bisa berupa:
- Custom audience
- Page
Itulah kenapa penjelasan pada custom audience sangat saya tekankan, karena dengan membuat custom audience secara benar, kita bisa memanfaatkan lookalike audience dari Facebook.
2/ Lalu perhatikan kotak biru. Disitu Anda memasukkan locations. Dulu, Anda hanya bisa memasukkan 1 saja. Tapi sekarang, Anda bisa membentuk audience lintas daerah dari source yang lintas daerah juga. Ini sadis! Karena FB akan seolah-olah didorong untuk mencari yang benar-benar related. Sebagai contoh, lihat SS diatas. Saya memasukkan source purchaser di toko saya yang lintas negara, untuk mencari audience di daerah-daerah yang hanya di 3 negara.
3/ Audience size. Disini Anda diminta untuk menentukan, seberapa dekat audience yang Anda harapkan terbentuk dari LAA dengan audience source Anda? Apakah 1% orang dari negara tersebut? Ataukah 5%? Silakan dipilih. Semakin kecil, semakin dekat profil orang yang akan dibentuk nantinya dengan sampel yang Anda berikan ke Facebook. Pada menu default yang ada di Facebook, Anda bisa membuat sampai seluas 10% dari negara tersebut.
D. Kesimpulan + Video
Pengetahuan mengenai audience adalah hal paling krusial yang tidak bisa diabaikan dalam menjalankan Facebook ads. Perbedaan marketer pro dan amatir ada di pemanfaatan audience ini. Ingat bahwa semua yang tertuang dalam pengaturan facebook ads tidak lepas dari pemahaman dan keintiman Anda dengan audience. Agar Anda lebih mendalam mengenai audience, bisa menyimak artikel saya juga di bagian ini. Kalau Anda masing pusing, bisa tonton video ini sebagai materi tambahan.
Inti dari pemanfaatan fitur audience adalah kreativitas Anda menargetkan orang tertentu dalam kolam tertentu, yang berada dalam fase tertentu. Semakin Anda bisa memadu-padankan audience diatas, semakin hasilnya optimal. Selamat memasang iklan, semoga berkah selalu!