Dulu saya orang yang suka bermimpi besar, tapi tidak dibarengi oleh action yang clear.
Belakangan saya tau bahwa cara kerja awal otak saya scattering, melompat-lompat. Kombinasi yang sangat sempurna untuk menciptakan kegagalan.
Setelah saya tau apa yang harus saya perbaiki, mulailah saya menata cara berpikir. Saya mencoba fokus pada satu hal dan dengan sengaja meninggalkan hal-hal lain (yang dalam benak saya saat itu juga penting sebenarnya!).
Di dalam satu hal tersebut ternyata saya menemukan hal-hal kecil yang penting di dalamnya. Semakin lama saya memperhatikan, semakin terlihat bahwa apapun hal besar, pasti tersusun oleh hal-hal kecil. Saya coba memperbaikinya satu demi satu, part demi part. Tentu membosankan. Tapi ternyata saya malah maju.
- Orang yang IPK nya 4, memiliki small routine dalam kesehariannya; seperti tidur lebih awal. Mengulang pelajaran secara rutin (baik disengaja atau hobi)
- Orang yang kecanduan gadget, memiliki sebuah connection dengan notifications awalnya. Sebuah simbol merah dengan angka yang menimbulkan sense of urgency untuk di klik.
Filosofi ini saya internalisasi dalam diri saya dalam sebuah permainan yang bernama Lego.
Semakin saya menginternalisasi hal ini dalam diri saya, semakin saya menghargai proses. Saya semakin tau tidak ada segala sesuatu yang instan. Saya berdamai dengan waktu. Saya semakin “bercerai” dengan keinginan untuk cepat kaya instan.
Orang kebanyakan terhipnotis oleh bayangan kaya instan, ditambah ingin segera keluar dari jeratan kemiskinan. Perasaannya seperti lumpur hisap. Semakin kita ingin bebas cepat, semakin kita malah tenggelam. Yang diperlukan dalam fase ini adalah melihat ke dalam diri, berhenti sejenak, lalu mulai mengatur pikiran, dan menyesuaikan langkah dengan hal-hal yang benar. Tidak ada cheat trick dalam kehidupan.