Coba perhatikan gambar diatas. Mana garis yang lebih panjang?
Jawabannya: sama panjang.
Meskipun saya sudah memberitahu Anda bahwa dua garis diatas adalah sama panjangnya, mata Anda tetap melihat bahwa garis tersebut beda panjangnya, bukan?
Seberapa keras Anda berusaha. Tetap terlihat beda panjangnya. Lebih panjang yang atas.
Ini disebut dengan ilusi Muller Lyer (Muller-lyer illusion).
Jalan satu-satunya agar Anda tidak tertipu ilusi Muller-Lyer adalah, Anda harus belajar untuk “tidak percaya” pada setiap apa yang Anda lihat oleh mata Anda. Tidak semua yang Anda lihat adalah benar.
Apa hikmahnya dalam kehidupan kita sehari-hari?
Tidak semua apa yang Anda pikirkan benar, adalah benar.
Banyak diantara teman saya yang terjebak investasi bodong. Profitnya betul terlihat 10% per bulan. Terlihat di rekening. Ada notifikasinya. Trang tring trung bunyinya di HP. Bikin ngiler orang yang mendengar dan melihatnya. Tapi… Apakah itu benar-benar nyata? No. Anda harus bertanya ulang dan “mengukur” dengan “penggaris” yang benar. Tanyakan orang yang berpengalaman, apakah benar demikian, pelajari seluk beluknya.
Kita harus berlatih untuk tidak terlalu percaya dengan apa yang kita lihat.
Demikian pula terhadap perasaan Anda sendiri. Anda harus belajar memisahkan feeling dan fakta. Ini satu-satunya cara untuk tidak terjebak dalam ilusi. Supaya Anda makin ngeh dengan apa yang saya katakan, ada baiknya Anda simak penjelasan saya mengenai kerja otak kita berikut ini.
Otak manusia terbagi menjadi 2 sistem kerja menurut Daniel Kahneman, nobelis Fisika asal Israel. Fast thinking dan slow thinking.
Sistem 1, bekerja dengan cepat. Kalau komputer, mungkin ini jatuhnya cache memory. Untuk menyimpan yang sifatnya berulang, dan hampir tanpa dipikir. Kebiasaan tersimpan disini. Misal bangun pagi kucek-kucek mata, itu tersimpan di sistem 1.
Sedangkan sistem 2, kerjanya lebih lambat. Lebih mengkonsumsi energi. Komputernya kerja lebih berat. Karena melakukan processing lebih banyak. Biasanya digunakan pada saat kita berhitung, membandingkan, dan kerja-kerja berat lainnya.
Nah, karena bawaan manusia aslinya adalah pemalas, maka yang lebih dulu digunakan PASTI yang mudah duluan ketimbang yang sulit. Maka yang pertama kali diakses adalah sistem 1 (fast thinking). Langsung ke yang gampangnya.
“Eh itu orang kulit item, tatoan, pake kacamata hitam..”
“Wah jangan-jangan penjahat”
Nah ini sistem fast thinking. Langsung kesimpulan. Kadang ada baiknya. Tapi.. Perlu ditunjang dengan kita aktifkan juga sistem 2, jangan melulu sistem 1.
Ini juga yang menyebabkan hoaks tersebar demikian cepatnya.
Ketika seseorang mendapatkan sebuah pesan yang memicu emosinya, reaksi paling cepat adalah mengaktifkan sistem 1. Memang sih.. Fakta yang disebarkan terlihat benar, tanda-tandanya terlihat benar. Tapi… Benarkah itu benar-benar.. benar?
Coba cross check.
Hal ini merupakan skill, yang bisa diasah, dan bukan monopoli orang-orang pintar. Semua orang bisa. Semua orang dibekali 2 sistem yang canggih oleh Tuhan. Ada baiknya kedua sistem ini dipakai. Semakin sistem 2 sering tertidur, maka semakin orang tersebut mudah ditipu, dihasut, dan dimanfaatkan oleh orang-orang yang lebih terasah sistem 2 nya.