Dalam 1 bulan terakhir ini saya qodarullah dihadapkan oleh 2 kasus hacking account perusahaan kami terkait 2 perusahaan: Meti dan Toktok.
Keduanya berdamage secara finansial karena si hacker masuk ke dalam account kami melalui backdoor di komputer salah satu tim dan pretending masang iklan seolah-olah si pemasang adalah orang perusahaan. To put in the context, nominalnya mungkin seharga BMW 320i.
Secara footprint sangat kelihatan patternnya bahwa ini hacker. Tapi 2 perusahaan ini memperlakukan kliennya dengan cara berbeda.
Meti menurunkan tim investigasi kurang lebih 1-2 minggu dan akhirnya memutuskan memang ini adalah hacker dan akhirnya mereka waive tagihan yang terdampak oleh hacker.
Tapi Toktok tidak. Mereka ngomong gini: “tau dari mana kami kalau itu bukan tim Anda sendiri? Kami tidak mau tau, pokoknya bayar.”
Secara sepihak semua akses terhadap Business Manager kami disuspend.
Lucunya, waktu kami bilang: “Oke kami akan bayar, tapi gimana caranya kami bayar wong BM-nya aja Anda suspend? Dari mana kami bisa punya omset?” lalu dibuka kembali sama mereka
Kami nego bayar beberapa kali, mereka juga mau. Alasan kami nego bayar adalah karena ad spent hacker tersebut tidak berdampak pada revenue perusahaan sehingga kami butuh waktu untuk bayar
Dari kasus ini saya pribadi punya kesan, Toktok sama sekali tidak punya concern tinggi terhadap klien. Mereka sedang di atas angin, sedang jaya, sedang merasa raksasa.
Kalau Meti, mungkin karena mereka sudah menghadapi kasus dimana-mana, akhirnya mulai paham bahwa mereka hidup dari klien. Kehilangan klien berdampak besar buat mereka.
Dari kasus ini saya juga belajar untuk nggak percaya percaya amat dengan platform. Oportunis aja cukup. Saat mereka bakar uang, kita nikmati. Kalau mereka sudah habis gulanya, depak aja. Cocok sudah habis manis sepah dibuang
Dalam konteks yang lebih luas, boleh dikatakan kisah yang saya sebutkan di atas adalah contoh pihak yang kita tidak bisa compounding dengannya. Compounding artinya 1 + 1 tidak sama dengan 2. Bisa 3, 4, atau bahkan 100. Kalau senang abang disayang, kalau susah abang ditendang. Namun faktanya memang sedikit hal-hal yang bisa kita compounding dengan mereka.
Yang paling terutama biasanya adalah keluarga kita terlebih dahulu; istri/suami, anak, dan terutama orang tua; meskipun tidak berlaku seluruhnya.
Compounding ini semacam saling membangun rapport. Kita tahu bahwa bisnis adalah medan laga yang penuh peperangan. Anda dan tim bisnis, saling loyal dan memberikan pembuktian. Itu bagian dari jenis compounding, sehingga kita bisa memiliki perasaan tenang saat “bertarung”. Kita yakin ada yang mem-backup kita di belakang saat kita melawan musuh di depan.
Perasaan tenang inilah yang bagi saya tidak ternilai. Banyak hal besar bisa terjadi jika kita memiliki ketenangan. Ketenangan akan melahirkan kejelasan. Kejelasan akan memberikan ketajaman. Ketajaman akan memberikan hasil.