Memahami Conversion API Meta Ads

Saat Apple menghambat pintu cookies di seluruh device-nya di sekitar tahun 2020, Meta melakukan adaptasi untuk proses tracking & optimization iklannya.

Jika selama ini mereka hanya menggunakan pixel, maka sekarang mereka menambahkan senjata baru  yang disebut Conversion API.


Sekedar info, senjata bagi user Meta Ads dalam melakukan tracking & conversion ada 4:

  • Pixel (sudah kita pahami bersama)
  • Conversion API (yang akan kita pelajari di bawah)
  • App,
  • Offline (upload data customer manual)

Nah, apa bedanya dengan pixel?

Singkatnya, pixel tidak lagi bisa mengenali siapa yang convert di dalam landing page Anda (dulu bisa, sekarang tidak bisa lagi).


Perhatikan di bagian yang saya beri kotak warna merah.

Untuk toko online pada umumnya yang kita lakukan, event Page View, View Content, dan Add To Cart, itu terjadi sebelum user memasukkan data apapun. Perhatikan angka match quality-nya rendah.

Kenapa rendah?

Karena Meta tidak bisa baca apapun terkait dengan data user. Nothing. Bisa baca ada berapa add to cart, tapi siapa yang add to cart, tidak bisa.

Yang mereka bisa baca sehingga keluar score-nya (dengan skor 4/10 pada kasus di atas) adalah data yang muncul akibat integrasi Conversion API di dalam website (jika website kita sudah memasang token Conversion API).

Sedangkan yang tidak mengisi data, maka tidak bisa terbaca (sisa skornya itu, 6/10 tidak mampu dibaca siapa yang add to cart karena mereka tidak mengisi data di form kita).

Maka AMAT SANGAT PENTING SEKALI toko kita memiliki senjata Conversion API ini. Walaupun dihalangi oleh device browser kita, setidaknya masih punya data lah dari form yang kita berhasil kumpulkan melalui iklan.

Paham sampai sini URGENSINYA?

Lanjut.

Sekarang kita pahami, apa itu Conversion API.

Conversion API adalah semacam kunci pintu masuk Meta, yang Anda pasang di website.

Kronologinya begini:

  1. User mengunjungi web Anda (kita sebut oknum),
  2. Mereka melakukan serangkaian event,
  3. Event itu dicatat oleh Meta, tapi oknumnya siapa, Meta tidak tahu
  4. Begitu oknum memasukkan data ke dalam website Anda secara sadar (Nama, No HP, Email, apapun itu),
  5. Website Anda akan mengembalikan seluruh data itu beserta dengan event-event yang digendong terkait dengan oknum tersebut dengan menggunakan “kunci pintu masuk Meta” yang sudah Anda pasang di server website,
  6. Begitu data masuk ke dalam sistem Meta, data ini kemudian digunakan untuk melacak user lain lagi sebagai kelanjutan proses optimisasi.

Bayangkan jika website Anda tidak memiliki kunci pintu itu. Apakah iklan Anda akan baik-baik saja?

Wong pake kunci pintu aja masih jungkir balik, apalagi tangan kosong tanpa kunci sama sekali 😂

Anda perhatikan pada gambar di atas, begitu datanya relatif komplit, Meta akan mengenali siapa yang masuk. Perhatikan di event Initiate Checkout dan Purchase, skornya mencapai 7,2. Angkanya tidak bisa maksimal sampai 10/10 karena user di Indonesia belum begitu familiar dengan email.Kalau mau full sampai 10/10, Anda tinggal minta oknum visitor web Anda untuk mencentang ijin collect all cookies, mengisi Nama, No HP, email FB, Alamat lengkap, FB User ID, dst. Tapi kan ini nggak mungkin 😂 Bisa-bisa mereka kabur duluan sebelum disuruh ngisi ini itu.

Itulah kenapa skor umumnya untuk toko online saya ya di kisaran 6.5-8/10. Ini aja sudah bagus banget. Kalo mau lebih, biasanya malah CPL jadi mahal banget. Yahh.. Berdamai dengan keadaan.

Gimana cara masangnya mas?

Simpelnya, Anda tinggal generate token di sisi Meta, lalu token itu letakkan di website Anda.
Demikian pengetahuan singkat mengenai Conversion API. Semoga membantu.

Nb:

  1. Kalau Anda pake WordPress, silakan berjuang sendiri. Saya belum tau pluginnya apa, karena memang sudah gak pake WP.
  2. Tapi kalau Anda pake Scalev, tokennya tinggal dipasang aja pada gambar di bawah ini, sisanya biar Scalev yang menuntaskan.

Scroll to Top