Ada sebuah buku menarik yang barusan saya baca. Nggak begitu tebal tapi berisi banyak “daging” kalau kata anak internet marketer. 😁
Judulnya: Thinking in bets. Penulisnya Annie Duke.
Saya terpancing untuk membaca buku ini karena aktivitas sehari-hari yang selalu bersentuhan dengan Facebook ads; more like a betting in one way or the other.
Penulis adalah seorang behavioral psychologist yang juga suka poker. Saya terus terang nggak pernah main poker. Tapi gara-gara baca buku ini, saya tau “kira-kira” gimana filosofi poker. Dalam poker ada istilah “resulting”. Artinya kira-kira begini dari deskripsi di buku ini: pemain melakukan kesalahan terlalu cepat mengambil keputusan berdasarkan kegagalan di awal.
Pada dasarnya good decisions itu nggak ada hubungannya dengan good outcomes. Bias yang sering terjadi adalah:
- Kalau hasilnya bagus, maka dibilang keputusan yang bagus.
- Kalau hasilnya jelek, maka dibilang keputusan yang jelek.
Padahal dunia ini nggak bekerja seperti demikian. Bisa jadi Anda mengambil keputusan dengan cara yang benar, tapi hasilnya diluar ekspektasi Anda. Atau malah sebaliknya; Anda mengambil keputusan ngawur, tapi hasilnya sesuai dengan keinginan Anda.
Hasil apapun terhadap sebuah keputusan di dunia ini memiliki 2 komponen penyusun (menurut penulis): kualitas pengambilan keputusan DAN keberuntungan.
Maka thinking in bets ini mengajarkan kita sebuah frame berfikir yang lain bahwa untuk mencapai sebuah hasil yang kita inginkan, tugas kita adalah:
- Memperbaiki terus menerus tentang cara kita pengambilan keputusan agar menurunkan komposisi “luck”,
- Menyadari sesadar-sadarnya bahwa outcome tetap bisa boncos, rugi, hancur lebur; karena sesungguhnya kita sedang “betting”
Beberapa cara yang di suggest dalam buku ini:
✅ Mengubah kebiasaan kita berpikir. Kalau ada hal-hal yang kita lakukan dan kemudian “menguntungkan kita”, jangan selalu diatributkan pada diri kita (Wah aku pinter ya, bisa menghasilkan Rp XX M dalam 1 hari). Sebaliknya juga sama, kalo boncos jangan lalu diatributkan pada orang lain (Salah FB, salah market, salah si anu, si itu, dsb).
Bagus baca bukunya James Clear, Atomic Habits atau Charles Duhigg, The Power of Habits, kalau Anda suka hal-hal yang berhubungan dengan ini.
✅ Memiliki grup. Grup ini dibentuk untuk memberikan feedback terhadap kita, karena orang lain lebih cenderung objective melihat kesalahan diri kita daripada diri kita sendiri. Detail grupnya silakan baca di bukunya langsung 😁Kalau kata Adam Grant, namanya mungkin Groupthink.
Nah buat Anda yang kerjanya sering pakai Facebook ads, buku ini bagus untuk “reshaping our minds”, agar jernih dalam mengambil keputusan, dan nggak ikut-ikutan kemana air mengalir.