Kita tidak bisa mengharapkan istri atau pasangan kita menjadi sempurna sesuai dengan yang kita mau. Bahkan jika kita memilih sespesifik mungkin, dengan kriteria seberat mungkin.
Tapi kita bisa menyukuri yang hebat-hebat di dalam diri pasangan kita, sambil berdamai dengan apa yang dia kurang.
Begitu pula dengan pilihan bisnis, ataupun tim bisnis kita.
Kita tidak bisa menetapkan kriteria bisnis serumit mungkin sebelum kita menceburkan diri. Harus profit sekian M, harus lapang marketnya, tidak ada persaingan di dalamnya, dan seterusnya. Ujung-ujungnya tidak jadi bisnis!
Kerjakan apa yang bisa dikerjakan, asal masih masuk hitungan, gas. Kita membesar dengan pengalaman.
Seiring waktu, ruang lingkup pemikiran kita akan mengecil, dan pengalaman kita membesar. Saat itulah kita akan bisa mendapatkan hal-hal yang paling memberikan kita kebaikan dan keuntungan.
Dulu kita cuma ingin bisnis (tentu amat sangat besar opsinya), kemudian kita mulai menginginkan yang spesifik (misal bisnis restoran) setelah kita memulai dengan berjualan nasi bungkus.
Setelah kita bisnis restoran, kita mulai mengetahui bahwa kalau mau restoran kita rame, kita harus bisnis restoran dengan positioning tertentu. Semakin lama kita akan semakin spesifik, semakin fokus yang kita pikirkan.
Cahaya matahari yang tidak terfokus hanya bisa menghangatkan, tapi cahaya yang fokus akan bisa membakar.
Fokus pada hal-hal baik, berdamai dengan apa yang menjadi kekurangan.